Kamis, 10 Januari 2008

DAI SEBAGAI PENGOLAH INFORMASI DALAM KEBERHASILAN BERDAKWAH DAN HUBUNGAN ORGANISASI ATAU PERUSAHAAN SIM-D

  1. Manusia/Manajer Sebagai Pengolah Informasi

Sistem informasi manajemen adalah sistem manusia atau mesin. Perancangan SIM cenderung mengikat erat pengambil keputusan pada sistem pengolah mesin. Dan fungsi kerja administrasi dilaksanakan secara tertentu berdasarkan persyaratan computer. Karena itu manusia termasuk elemen penting dalam sistem pengolah informasi. Pemahaman kemampuan manusia sebagai pengolah informasi adalah penting bagi perancangan sistem informasi.[1]

Manajer adalah seseorang yang bertanggung jawab untuk mengarahkan penggunaan segala jenis sumber. Sumber itu bisa berupa orang, peralatan, uang, atau bahkan informasi. [2]

manusia adalah unsur utama didalam pengelolaan perusahaan, dari perusahaan yang banyak tenaga manusia sampai perusahaan dengan tingkat mekanisasi yang tinggi. Bagaimanapun tingginya tingkat mekanisasi, masih memerlukan tanaga manusia, minimal untuk mengatasi jalannya mesin, mengelola sistem lainnya. keutamaan ini sudah dinyatakan di dalam Al-Qur’an dengan pengangkatan manusia sebagai khalifah di muka bumi.

Dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 30:

yang artinya: “Ingatlah ketika tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”.[3]

Dan dalam bab ini kami menguraikan sebuah model umum dan model Newell-Simon tentang manusia sebagai pengolah informasi.

a. Model Dasar [4]

Sebuah model sederhana mengenai manusia sebagai pengolah informasi terdiri dari indera penerima (mata, telinga, hidung dan sebagainya) yang menerima isyarat dan meneruskannya kepada unit pengolah (otak dengan penyimpan). Hasil olahan adalah respons atau tanggapan keluaran (secara fisik, ucapan, tulisan, dan sebagainya). model ini tampak secara diagram dalam gambar dibawah ini.

Kapasitas manusia dalam menerima masukan dan menghasilkan keluaran (tanggapan) adalah terbatas. Bila sistem pengolah manusia dibebani melampaui batas, tingkat tanggapannya akan berkurang.

b. Model Newell-Simon tentang Manusia Sebagai Pengolah Informasi.

Allen Newell dan Herbert A Simon dari Carnegie-Mellon University telah mengajukan sebuah model mengenai pemecahan persoalan manusia yang menggunakan analogi antara pengolah computer dan pengolah informasi manusia. Hal ini bukan berarti bahwa manusia memecahkan persoalan seperti computer, tetapi bahwa analogi ini sangat berguna untuk memahami pengolah informasi manusia.

Dibawah ini adalah sebuah model umum sistem pengolah computer.

  1. Sistem Pengolah Informasi Manusia [5]

Sistem pengolah informasi manusia terdiri dari sebuah pengolah, indera masukan (sensory input), Penggerak keluaran (Motor Output), dan tiga jenis ingatan : ingatan jangka panjang (long-term memory LTM), ingatan jangka pendek (short term memory STM),dan ingatan luar (external memory EM). sistem pengolahan pada manusia hanya dapat melaksanakan satu tugas pengolahan informasi pada saat yang bersamaan.

Sedangkan computer dapat bekerja secara serial ataupun paralel. Salah satu contoh pengolahan paralel computer adalah menambah secara serentak semua pasangan “bit” dari dua “data Word” computer.

Kenyataan bahwa manusia hanya adalah pengolah serial berate bahwa ia tidak dapat mengerjakan lebih dari satu tugas secara bersamaan. Ketiga ingatan berperan besar dalam model ini. Ingatan jangka panjang dapat dikatakan kapasitasnya tak terbatas. Adapun ingatan jangka pendek merupakan bagian pengolah dan agak kecil. Sedangkan ingatan luar (external memory) terdiri dari media luar seperti selembar kertas atau sebuah papan tulis yang berperan sebagai sebuah ingatan.

  1. Batas-batas Sementara Pengolahan manusia

Seperengkat keterbatasan bertahan dengan pengolahan data dan berhubungan langsung dengan ingatan jangka pendek. Perangkat keterbatasan lain adalah kemampuan manusia untuk menemukan perbedaan-perbedaan.

  1. Kebutuhan Akan Umpan Balik

Mekanisme umpan balik serupa harus diberikan pada keadaan pengolahan manusia bukan saja untuk mengendalikan kesalahan tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan psikologis manusia pengolah.

  1. Hubungan Organisasi atau Perusahaan terhadap SIM-D
    1. Sistem Informasi fungsional [6]

Yang berkaitan dengan sistem Informasi fungsional ini adalah bahwa Organisasi atau perusahaan tidak boleh mengimplementasikan sistem tersebut untuk dirinya sendiri tanpa memperdulikan yang lainya. Semua sistem Harus ada. contohnya adalah; banyak data marketing yang berasal dari bidang keuangan dan manufaktur. Bila keuangan dan manufaktur tidak mempunyai kualitas yang sama dengan bidang marketing mengenai database dan perpustakaan softwarenya, maka mereka tidak akan bisa memberikan bantuan yang dibutuhkan marketing.

    1. Sistem Informasi Eksekutif [7]

Konsep dari sistem informasi eksekutif berdasarkan computer adalah baru, dan hanya organisasi atau perusahaan yang lebih besar dan lebih progresif saja yang telah mengimplementasikannya. Karena eksekutif mempunyai tanggung jawab khusus dan melakukannya dengan proses pemikiran khusus pula, maka ia juga harus mempunyai informasi yang khusus. ada beberapa studi yang menjelaskan tentang penggunaan informasi oleh eksekutif, diantaranya :

§ Studi Mintzberg

Mintzberg tidak secara khusus menyertakan studi tentang output computer, dengan menggabungkan semua media tertulis menjadi kategori dokumen. Ia menekankan pada sistem informal yang mengkomunikasikan informasi secara lisan. Ia menyimpulkan, “Nampaknya akan lebih bagi manajer untuk mendapatkan informasi secara cepat dan efisien dari pada mendapatkanya secara formal”.

§ Studi Jones dan Mcleod

Eksekutif mempunyai batasan tertentu untuk dapat memilih sumber yang memberinya informasi. Eksekutif dapat menentukan tingkat rendah yang mana yang memberikan informasi maupun unit atau perorangan pendukung internal yang mana yang memberikan informasi kepadanya. Ia (eksekutif) juga dapat mempengaruhi tingkat dukungan informasi yang diberikan oleh komite.

§ Studi Brady

Ia menjelaskan bahwa eksekutif dapat;

1. Mendapatkan waktu untuk membuat keputusan

2. Mendapatkan Informasi tambahan yang lengkap bila diperlukan

3. Mempertimbangkan analisis terhadap situasi secara menyeluruh

4. Menemukan kemungkinan tindakan yang lebih banyak

5. Membuat keputusan yang lebih awal.




[1] Gordon B. Davis, Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen: Bagian I, (Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo, 1999), Cet-11, h. 45.

[2] E.S. Margianti, D. Suryadi H.S., Sistem Informasi manajemen, (Jakarta: Gundarma, 1995), Cet-2, h. 8.

[3] H. Tandjung Mursanto, Sistem Manajemen Semesta, (Jakarta: CV. Dunia Bulan Bintang, 1995), h. 128-129.

[4] Gordon B. Davis, Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen: Bagian I, (Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo, 1999), Cet-11, h. 46.

[5] Ibid. h. 49.

[6] E.S. Margianti, D. Suryadi H.S., Sistem Informasi manajemen, (Jakarta: Gundarma, 1995), Cet-2, h. 540-541.

[7] Ibid. 546-563.



Tidak ada komentar: